Banyak banget orang yang nanya pertanyaan ini : Apa yang bikin kita percaya sama Tuhan? Apa yang bikin kita yakin Tuhan ada? Bahkan berapa banyak dari kita yang bahkan nanya hal yang sama pada diri kita sendiri?
Buat saya jawabannya sederhana saja : Inner conviction. Keyakinan batin. Ga ada jawaban yang sophisticated ato smart. Pengen banget bisa jawab pertanyaan itu dengan jawaban yang "lebih pinter". Sayang cuma itu, keyakinan batin. Tapi, amazing-nya itu kuat banget. Bukan karena orang tua ngajarin Tuhan itu ada. Bukan karena dengar cerita orang dia ketemu Tuhan ato denger suara Tuhan. Apalagi bilang saya sendiri ketemu langsung sama Tuhan. Mimpi pun belum. But many years ago, ketika saya belum pernah baca alkitab, belum pernah ke sekolah minggu, belum pernah dengar kesaksian siapapun tentang Tuhan, ada seorang ibu, istri teman ayah saya, bertanya apakah saya tahu Tuhan Yesus. Dia cuma bilang dengan sederhana bahwa Tuhan Yesus itu baik, Dia datang ke dunia nyelamatin saya dan keluarga saya, mati untuk tebus dosa saya dan naik ke surga untuk beri saya kemenangan dan hak untuk jadi anak Allah. Amazingly, kata2 sederhana itu membuat saya ga tahan, pamit ke kamar mandi. dan menangis sejadi2nya disana. Ada perasaan yang sangat kuat dalam hati yang membuat saya ga ngerti, apa yang terjadi, kenapa saya menangis, kata2 apa yang bikin terharu? Tapi perasaan itu lebih kuat dari sekedar menonton film sedih atau mengharukan. Seperti pintu yang tiba2 terbuka dan tiba2 saya tahu "Ini benar. Tuhan baik." That is inner conviction. So, walopun orang bilang pengajaran alkitab salah, walopun orang bilang kesaksian orang lain itu bohong, walopun orang bilang yang ketemu Tuhan itu bohong, orang bilang yang denger suara Tuhan itu cuma hayalan, bahkan ada yang bilang bahwa mujizat Tuhan itu bohong, itu ga berpengaruh terhadap keyakinan saya. Karena buat saya Tuhan ga cuma nyata dari pengajaran ato cerita orang. My heart convicts that He is there and real. Hati saya bersaksi bahwa Dia hadir dan nyata. Setiap manusia, sesungguhnya punya keyakinan itu dalam dirinya. Cuma perlu dengar dan percaya. Ketika mendengar orang lain memberitakan injil, seperti yang dilakukan ibu itu, maka pintu itu terbuka dalam hati kita. Seperti Tuhan mengetuk di pintu hati kita. Dan kita ketemu secara pribadi dengan Tuhan. Dalam hal ini. pengalaman setiap orang bisa berbeda2. Ada yang mendengar kesaksian teman, ada yang mengalami mujizat pribadi, ada yang bahkan melihat/mendengar suara Tuhan secara langsung. Dan respon setiap orang pun berbeda2. Sayangnya ada yang sekalipun perasaan di hatinya sangat kuat namun menolak untuk percaya. Bahkan hingga berkali2. Merasa ragu dengan keyakinan itu. Menolak percaya karena tidak sesuai logika. Sekalipun dalam hati dia sendiri bisa merasakannya. Beberapa tahun lalu ada seseorang yang bertanya pada saya soal ini. Saya tahu dia begitu menginginkan sebuah jawaban. Saya tahu dia sangat ingin mempercayai Tuhan namun pikirannya mungkin membuat dia ragu. Dia meminta saya menjelaskan bahwa Tuhan ada, dia bahkan bertanya apa itu mujizat? Bukannya yang dikatakan orang sebagai mujizat bisa saja hanya sebuah kebetulan? Bukankah di dunia ini penuh dengan segala macam kebetulan yang bisa saja terjadi? Saya masih sangat bodoh, tidak pandai menjelaskan, bahkan pada akhirnya saya membuat dia kecewa dengan jawaban2 yang saya berikan dan sikap saya yang memaksakan dia untuk percaya. It haunted me down for years. I blame myself for a long long time. Beberapa tahun setelahnya saya bahkan masih berusaha mengontak dia lagi untuk mengetahui bagaimana pandangan dia tentang Tuhan, dan menemukan bahwa ternyata dia sudah jauh berubah dan lebih dekat dengan Tuhan. Praise the Lord! Namun ada berapa banyak orang yang saat ini masih ragu sekalipun begitu banyak tanda dan mujizat. Bahkan ada juga yang sama sekali belum pernah dengar tentang kabar baik Tuhan. Itulah mengapa setiap kesaksian sekecil apapun sangat berarti (seperti yang dilakukan ibu itu terhadap saya). Kita ga tau hati siapa yang mau Tuhan ketuk, dan siapa yang mau membuka pintunya buat Tuhan masuk. On the other hand sekalipun banyak yang menolak, namun banyak juga yang menjadi percaya. Dan setiap orang yang menerima keyakinan dalam hatinya itu, menemukan Tuhan secara pribadi. Dan keyakinan itu ga akan bisa diambil darinya. Itu yang akan membuat setiap orang berjalan teguh dalam imannya. Itulah yang saya rasakan ketika mengenal Tuhan. Suatu keyakinan yang memberi kekuatan untuk tetap bahagia dalam keadaan apapun. Kebahagiaan yang tidak bisa digantikan oleh apapun. Baik uang, kesenangan dunia, bahkan cinta manusia, tidak ada yang sama seperti rasa bahagia ketika dekat dengan Tuhan. Sukacita yang meluap2 ketika dekat Tuhan. Damai yang melampaui segala akal. Rasa aman dalam dalam melangkah, dalam melihat masa depan, bahwa kita aman dalam tangan Tuhan. Pengharapan yang memberikan semangat untuk melakukan hal-hal besar. Iman bahwa segala sesuatu itu mungkin bagi orang yang percaya. Yang paling penting adalah rasa bahwa kita dicintai dalam keadaan apapun, bukan karena kebaikan kita, tapi semata2 karena Tuhan baik. Dan dengan mengenal kebaikan Tuhan, kita justru semakin ingin hidup benar untuk Dia. Bukan sebaliknya seperti yang dikatakan orang lain. Bahwa orang yang percaya Tuhan sering mengambil kesempatan untuk berbuat dosa karena merasa bisa terus menerus diampuni ketika melakukan kesalahan. Totally wrong. Orang yang terus menerus berbuat kesalahan berarti belum mengenal kebaikan Tuhan yang sesungguhnya. Belum merasakan sungguh2 bahwa Tuhan mengasihinya. Orang yang benar2 merasa Tuhan baik, mengasihi dia sekalipun dia ga layak, akan merasa sangaaaaat berterima kasih dan pasti akan berusaha untuk melakukan yang terbaik dan apapun yang dia bisa untuk Tuhan. Apa yang bisa menggantikan kebahagiaan yang dari Tuhan? Tidak ada. Sejauh saya melangkah mencari kebahagiaan dari dunia ini, tidak ada satupun yang bisa menggantikan kebahagiaan ketika dekat dengan Tuhan. Setiap orang yang pernah merasakan ada dalam hadirat Tuhan pasti mengerti hal ini dan pasti bisa menjelaskan lebih banyak tentang perasaannya ketika dekat dengan Tuhan. Yang belum pernah merasakan hadirat Tuhan, mari kenali Dia dan rasakanlah betapa baiknya Tuhan. Ato sekalipun kita pernah tahu namun kita menjauh dari Tuhan, mari berbalik. Karena setiap kita yang pernah merasakannya, kita tahu tidak ada tempat yang lebih baik dari hadirat Tuhan! ♥
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWidya Khrisanti Montoliang Archives
March 2019
Categories |